YouTube sebagai Alat Mengajar Mr. Lam
Kini, siapa yang tidak kenal YouTube. YouTube kini digunakan 2 milyar warganet, dari semua usia. Pengguna di Indonesia sendiri mengakses YouTube 59 menit setiap hari.
Awalnya YouTube dibangun sebagai tempat berbagi video keluarga. Kini YouTube tumbuh menjadi raksasa koleksi video segala topik oleh amatir hingga profesional. Siapapun, individu hingga korporasi global, berpeluang menjadi, penyedia konten dengan ratusan, ribuan, hingga jutaan pemirsa.
Dunia pendidikan tidak ketinggalan. Guru-guru menyiarkan bahan ajar mereka menggunakan YouTube. Seperti yang dilakukan Pak Lutfi Adnan Muzamil, akrab disapa sebagai Mr. Lam. Mr. Lam sebetulnya sudah mulai mengunggah video-videonya sejak sekitar tahun 2014. Ia memulai dengan video-video motivasi dan kisah-kisah inspiratif. Sebagai guru matematika, ia sekarang mulai menerbitkan video-video belajar mata pelajaran yang ia ajar ini.
Ini berawal ketika SMAIT Darul Qur’an Bogor, tempat Mr. Lam mengajar, bekerja sama dengan Websis For Edu. Setiap guru diwajibkan menggunakan iPad sebagai alat mengajar. Dengan amanah tersebut, Mr. Lam mengeksplor iPad lebih jauh. Ia mulai konsisten membuat video-video pembelajaran matematika sejak 2019. Kini kanal YouTube-nya, Lam Ft Manjaddawajada, sudah memiliki koleksi lebih dari seratus video.
Mr. Lam memproduksi semua videonya sendiri: mulai dari ide, shooting, editing, bahkan menggunggahnya. Alat-alat produksinya juga sederhana. Ia merekam, mengedit, dan mengunggah video-videonya berbekal iPad, yang juga ia gunakan untuk mengajar sehari-hari.
Tak hanya menggunakan YouTube, Mr. Lam juga menerbitkan video-videonya di Instagram. Di Instragram, ia mengunggah cuplikan video-videonya, dan mengarahkan followers-nya di Instagram ke kanal YouTube-nya untuk menyimak video lengkapnya.
Mr. Lam tidak menyangka video-video yang ia akumulasi selama dua tahun ini begitu bergunanya. Ia menggunakan koleksi videonya ini sebagai aset pembelajaran online. Terlebih, jika hanya belajar melalui video meeting saja (Mr. Lam menggunakan Zoom), murid-murid akan bosan. Sesekali Mr. Lam mengajak murid menonton video yang ia buat. Dengan video-video ini, tiap murid dalam menonton berkali-kali, sebutuhnya untuk mereka bisa mengerti. Bahkan, murid-murid dapat langsung bertanya tentang materi yang kurang jelas melalui kolom komentar YouTube. JIka memang ada pertanyaan dan harus dijelaskan lebih rinci, Mr. Lam sudah menyediakan grup Telegram untuk tanya jawab.
Mr. Lam masih lanjut belajar aplikasi-aplikasi baru, dan strategi menggunakannya dalam membuat video (dan mengajar). Mr. Lam membuktikan sendiri bahwa siapa saja dapat sangat terbantu dengan adanya teknologi yang terus berkembang saat ini.
Ingin ikut produktif membuat video di YouTube seperti Mr. Lam? Segera konsultasikan bersama kami.
Responses