Keterampilan Teknologi, Pedagogi, dan Psikologi
Pendidikan masa kini sudah tidak lagi asing teknologi. Penggunaan gawai yang pada awalnya masih dinilai mengganggu dalam kelas, kini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terhindari. Sejak pandemi COVID-19 semua sekolah harus mengintegrasikan teknologi dalam kelas. Kondisi keharusan ini mendorong kita untuk tetap terampil menyelenggarakan proses belajar-mengajar. Tiga keterampilan yang Tim Websis lihat sebagai penting antara lain:
Keterampilan Teknologi
Sekarang pembelajaran melihat teknologi sebagai kebutuhan. Keterampilan yang bisa kita gunakan misalnya keterampilan membuat presentasi dengan PowerPoint, mengelola kelas dengan Google Classroom, serta mengoptimalkan komunikasi jarak jauh dengan Zoom Cloud Meeting.
Akses teknologi bagi guru dan murid menentukan teknologi yang perlu diintegrasikan di kelas. Pembelajaran bisa terhambat ketika salah satu pihak tidak dapat mengakses teknologi yang ingin digunakan. Meskipun begitu, perlu kita ingat bahwa teknologi ditujukan untuk membantu pembelajaran, bukan mempersulit. Tidak perlu khawatir harus menggunakan teknologi canggih. Selama sasaran pembelajaran tersampaikan, teknologi apapun yang digunakan sudah cukup.
Keterampilan Pedagogi
Dengan modal keterampilan pedagogi, guru akan mampu menyesuaikan kegiatan belajar yang diperlukan dalam situasi sekarang untuk tetap dapat mencapai sasaran pembelajaran.
Guru perlu perlu menyesuaikan tujuan utama dari pembelajaran tersebut. Sekarang semakin penting untuk guru mengagendakan 4K (Kreativitas, Kritis dalam berpikir, Kolaborasi, dan Komunikasi). Empat tujuan tersebut akan dibutuhkan murid, tidak hanya di ruang kelas, tapi juga ketika berkecimpung di masyarakat. Cara untuk mencapai hal tersebut bisa dilakukan melalui Student Centered Learning. (Baca lebih lanjut: https://app.kelasmasakini.id/apa-itu-student-centered-learning-blended-learning-dan-flipped-learning/
Keterampilan Psikologi
Salah satu cabang disiplin ilmu psikologi yang berperan penting adalah psikologi perkembangan dan tingkah laku. Dengan bekal psikologi perkembangan kita mengerti lebih dalam tentang keadaan psikologis seorang anak berdasarkan kelompok usianya. Dengan bekal ilmu psikologi tingkah laku (behavioristik) guru akan mampu mempraktikkan prinsip-prinsip perubahan sebuah tingkah laku (bagaimana agar tingkah laku bertahan, menguat, berkurang, dll) dan apa peran konsekuensi dalam perubahan tingkah laku.
Kita akan mengupas lebih dalam tentang psikologi perkembangan di artikel selanjutnya. Pada artikel ini, kita akan membahas secara singkat tentang behavioristik. Prinsip utama behavioristik adalah bahwa suatu tingkah laku akan menghilang/melemah jika diikuti punishment (hukuman) dan akan menetap jika diikuti dengan reinforcement (penguat)
Punishment (hukuman) diberikan ketika ingin menghilangkan atau mengurangi frekuensi sebuah tingkah laku. Hukuman dapat berbentuk bermacam-macam. Suatu stimulus digolongkan sebagai hukuman ketika stimulus tersebut memberikan rasa negatif terhadap murid. Hukuman cukup sulit diprediksi pengaruhnya. Hal ini karena murid bisa mengaitkan perasaan negatif dari hukuman dengan tingkah laku lain. Seorang murid bisa saja dihukum karena menyontek, namun ia bisa saja mempersepsikan ia dihukum karena ketahuan menyontek. Karena hal tersebut, tindakan preventif jauh lebih disarankan dibandingkan memberikan hukuman.
Di sisi lain, reinforcement (penguat) diberikan ketika ingin sebuah tingkah laku menetap. Penguat juga dapat berbentuk bermacam-macam, seperti pujian, tambahan nilai, bahkan hadiah. Sebuah stimulus dapat dikatakan sebagai penguat jika hal tersebut memberikan rasa positif kepada murid. Ketika berani menjawab pertanyaan di depan kelas, satu murid bisa saja merasakan perasaan positif ketika dipuji, sedangkan murid lainnya merasakan perasaan negatif seperti malu. Oleh karena itu, dalam memberikan penguat, kita perlu mengenal lebih dalam stimulus mana yang dapat memberikan perasaan positif pada pribadi murid.
Pandemi tidak akan bertahan selamanya. Di masa setelah pandemi sudah reda, teknologi mungkin saja sudah lebih berkembang. Situasi dan kondisi di masa depan juga bisa saja melemparkan kita masalah-masalah baru. Namun, meski masa depan tidak menentu, keterampilan yang kita asah pada saat ini akan selalu ada. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama melatih dan memperdalam keterampilan kita dalam hal pembelajaran. Jika Anda membutuhkan bantuan, Tim Websis ada untuk membantu Anda (Pelajari lebih lanjut tentang kami di sini).
Tanpa guru yang terampil, bagaimana nasib murid?
Responses