Bu Tati Gunakan Permainan Sebagai Variasi Kegiatan Belajar
Rata-rata lima sampai delapan jam per hari, murid-murid harus duduk mendengarkan materi yang diajarkan oleh Bapak/Ibu guru. Tak heran jika murid menjadi jenuh. Bahkan ternyata guru pun juga bisa jenuh jika kegiatan di kelas cenderung monoton. Oleh karena itu variasi kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan untuk mendukung pembelajaran yang efektif.
Sebagai upaya agar murid-murid lebih termotivasi ketika belajar, Bu Tati guru Bahasa Indonesia di SMA Islam Al Azhar 2, mencoba merancang skenario pembelajaran sekreatif mungkin. Salah satunya adalah dengan menggabungkan permainan ke dalam pembahasan mengenai teks laporan hasil observasi.
Pertama-tama Bu Tati membagi murid ke dalam 6 kelompok. Setelah semua mendapatkan kelompok, Bu Tati memberikan penjelasan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan laporan observasi dengan video pembelajaran. Untuk mengkonfirmasi pemahaman mereka, Bu Tati meminta murid membuat laporan observasi sederhana secara berkelompok melalui permainan.
Bu Tati telah menyiapkan enam kotak sesuai dengan jumlah kelompok yang dibuat dengan aplikasi WPS. Masing-masing kotak berisi nama-nama buah. Selanjutnya satu anggota dari masing-masing kelompok harus menyusun satu paragraf sesuai dengan isi kotak tersebut. Jika isi paragraf itu benar, satu anggota berikutnya boleh melanjutkan ke nomor soal berikutnya. Jika masih salah, mereka harus tetap memperbaiki paragraf berikut. Begitu seterusnya sampai seluruh soal bisa diselesaikan. Kelompok tercepat adalah yang menang.
Setelah permainan tersebut usai, barulah Bu Tati menjelaskan kompetensi dasar laporan hasil observasi. Melalui permainan yang dilakukan, murid menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Melihat hal tersebut, guru pun juga ikut lebih semangat dalam menyampaikan materi. Penggabungan antara permainan dan materi pelajaran ternyata membuat guru maupun murid saling bersinergi. Hal ini membuat kita menyadari bahwa variasi dalam kegiatan belajar sangatlah penting. Variasi pembelajaran dapat meningkatkan di kelas tatap muka maupun PJJ. Terlebih, saat PJJ ikatan antara guru dan murid sangatlah berkurang akibat jarak yang ada.
Bu Tati mengungkapkan betapa beruntungnya SMA Islam Al Azhar 2 ketika bertemu dengan Websis for Edu. Dengan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, maka guru-guru mendapatkan insight baru dalam penyampaian materi. Websis for Edu mengenalkan dan mengajarkan teknologi yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan teknologi tersebut berdampak positif tidak hanya bagi murid saja melainkan juga bagi guru-guru yang mengajar. Kegiatan belajar menjadi lebih mudah dan tetap dapat melakukan variasi-variasi penyampaian materi berkat adanya teknologi.
Tertarik mengembangkan skenario pembelajaran menjadi lebih menarik? Segera konsultasikan bersama kami!
Responses